Kisahku melahirkan janin yang meninggal dalam kandungan.dibaca boleh supaya kalian tahu apa itu perjuangan seorang ibu atau istri kalian.antara Hidup dan mati.
1. Suatu hari aku USG kedokter..tampak ku baik2 aj...dalam hati berpikir: anakku sudah besar dalam kandungan..yang memasuki usia 4 bulan. Pastinya seorang ibu akn senang melihat anknya dalam kandungan.
Tak berapa lama diperiksa.dokter seperti keheranan. Dan berkata: Bu, kayaknya ini janin tidak bergerak. Tidak ada denyut jantung.
Betapa sedih aku mendengarnya saat itu. Dengan hati lapang aku terus mendengarkan ucapan dokter tadi. Yg beranggapan bahwa janin sudah meninggal dalam kandungan sekitar 3 Minggu lalu.
Padahal 2 Minggu lalu aku merasakan kehidupannya dalam perut ku. Aku merasakan kedutan kedutan itu. Pertanda bahwa janin mulai ada dan hidup.
2. Ketika aku tahu hal itu. Aku hanya menahan tangis,sedih bercampur aduk saat itu. G tau hrus bagaimana.
Aku hanya pasrah pada keputusan dokter yang mana aku harus mengeluarkan janin yang sudah meninggal ini.
3. Akhirnya, aku dirawat terlebih dahulu. Dimasukan keruang UGD untuk diinfus. Lalu keruang VK untuk observasi.diberikannya aku obat melalui infus untuk merangsang pembukaan.
Karena aku harus mengeluarkan secara normal terlebih dahulu. Tanpa harus melakukan tindakan secar. Krn menurut dokter, dia harus menyelamatkan nyawa ibunya. Krn janin dlm kndungan sudah meninggal.
4. Setelah beberapa jam diinfus yang sudah diberikan obat perangsang pembukaan. Reaksi mulai terasa. Mules mules diperut. Namun tidak seberap hebat. Sampai 24 jam ternyata tidak ada perubahan pembukaan. Bidan akhirnya memberikan obat melalui minum. Aku meminum obat pukul 8 pagi keesokan hariny setelah seharian dg obat yg sudah didlm infus. Obat minum ini bereaksi sekitar pukul 10 pagi sampai 11 siang. Terasa mules2 dan sakit. Akhirnya jam 1 siang. Bidan kembali memberikan aku alat untuk dimasukan kedalam saluran vagina. Untuk merangsang pembukaan. Sakitnya luar biasa saat bidan memasukan alat itu. Rasanya ga kuat nahan sakit.
5. Ga sampai disitu penderita sakitku. Pada pukul 1 malam. Dini hari. Aku diberikan obat minum untuk merangsang lebih sakitku agar cepat pembukaann. Al hasil...sakitnya sungguh luar biasa .setelah reaksi itu terasa beberapa jam setelahnya. Perut bertambah sakit. Menahan sakit lebih2 dari menahan sakit untuk lahiran normal tanpa rangsangan. Ini bener2 kondisi antara hidup dan mati seorang ibu yang rela melahirkan normal walau tahu bayinya sudah meninggal didalam. Dalam kondisi sudah tidak tahan. Kau seperti diujung menyerah. Namun bidan meyakinkan aku untuk bertahan.
"Yang kuat ya Bu..memang kan obatnya untuk membuat sakit supaya cepat pembukaan. Sama kaya lahirna normal. Drpd nanti seccar.malah 2x sakitnya" bgtulah kata2nya yang membuatku akhirnya kuat kembali.
Aku merasa tidak boleh menyerah. Karena keinginanku untuk melahirkan normal.walau ternyay ankku sudah meninggal. Aku harus kuat demi dia, anakku.
6. Setelah pukul 8 pagi. Pembukaan tak kunjung2 naik. Opsi lainnya dijalankan kembali.
Yang terparah adalah sakit ini lebih sakit dari ditusuk sebuah pedang. Atau bahkan lebih dekat dengan sebuah KEMATIAN. Ya..sakitnya mgkn sama seperti sakitnya sakratul maut.
Kala itu pukul 8 pagi. Suster kembali membawa alat berupa kateter balon yang akan dimasukan kedalam saluran vagina untuk menambah pembukaan. Alat yg lama dikeluarkan. Dan alat yg baru dimasukan.
Setelah itu, reaksi bertambah parah ketika sakitnya yang menusuk perutku.hampir sama seperti aku dihunus beberapa pedang yang tertancap di perutku. Betapa ku merasakan itu yang teramat sakit. Aku menahan itu hanya untuk melihat bayiku yang sudah meninggal. Untuk aku keluarkan secara normal. Aku yang MENAHAN SAKIT KU TERAMAT SAKIT BAHKAN sakit ini seperti dekat dengan KEMATIAN. aku hanya pasrah pada Allah. Aku hanya meyakinkan diriku untuk kuat menahan sakit ini. Untuk bertemu dengan bayiku yang mungil. Dia malaikt kecilku.dia bidadari kecilku.
7. Sungguh kalian mungkin Tak akan mampu menahan SAKIT yang teramat sakit. Karena sekujur tubuhku saja sudah menggigil. Mehanan sakit ini. Rasanya perut ini dihunus ribuan pedang. Yang harus aku TAHAN.
Ya, hari itu perjuangan ku mungkin dekat dengan KEMATIAN.
8. Namun, ada suara yang memanggil ku...agar aku kuat. Seraya berkata: ayo umi...kuat... supaya kita ketemu . Umi harus mebesarkan Abang, dan KK. Umi jangan menyerah.
Aku terbangun dari tidurku yang hnaya sesaat. Krn aku sudah seperti orang yang tak sadarkan Diri.
Aku pun kembali berkata pada bidan: " suster, aku ga kuat..sakit sekali...dengan lemasnya aku tak berdaya.
Lalu bidan itu berkata: " ibu mu apa .ibu mau seccar... sayang ini sudah setengah jalan tinggal sebentar lagi. Ayo semangat. Jangan menyerah. Kalo ibu menyerah, ibu diseccar, sakitnya 2x. Ini sudah sakit. Nanti habis secar tambah sakit. Ayo Bu...jangan patah semangat. Istighfar ya...baca2".
Begitulah ucapan bidan yang meyakinkan aku untuk terus bertahan.
9. Pendarahan terus mengalir tanpa henti dipukul 10 sampai pukul 12 siang. Bidan sudah menelepon dokter yang akan menangani ku.
Untuk menanganiku untuk dikuret nanti.
Sakitku semakin menjadi jadi. Tambah parah. Seperti tertancap jutaan pedang diperutku sampai kakiku. Wajahku pucat.kakiku pucat.mataku pucat. Badanku sudah lemas. Bidan mulai khawatir takut pendarahan hebat. Dikarenakan ari2 bayi posisi dibawah rahim.menutupi jalan rahim.dan menempel pada bekas operasi secar dahulu. Anak ketiga ku dulu.
Pukul 12 siang aku disuruh berganti baju. Krn akan dipindahkan keruang operasi. Takut ada tindakan lainnya apabila kuret Tak berhasil dilakukan. Jadi ada opsi terakhir yaitu operasi.
Sebelum dipindahkan alat balon ku terlepas. Itu tandanya pembukaan sudah terjadi. Darahku tambah mengalir deras. Bidan semakin was was. Setelah dikeluarkan. Aku kaan berganti baju. Namun....
10. Baru duduk kepalaku mulai pusing dan seperti tak sadarkan diri. Pingsan sesaat. Aku dibangunkan bidan tapi tak mendengar. Sampai akhiry aku terbangun kembali.
"Ibu pusing,? "
Aku bilang "iya suster."
Aku mulai digantikan busana dan dipindahkan ke kamar operasi.
11. Dikamar operasi jantungku terasa berdetak kencang. Wajahku semakin pucat. Aku istighfar dan berdoa pada Allah SWT untuk kelancaran persalinanku.
Namun, aku seperti ingin muntah. Karena mual. Akhirnya aku muntah dan dengan muntah aku mendorong bagian dalam perutku. Seperti ada yang keluar.
Dan bidan kearah vagina ku untuk mengecek. Ternyata janinku sudah terlihat . Namun masih menunggu dokter datang.
12. Aku mulai dibius setengah badan. Mulai tidak terasa kaki dan bagian perutku.
Dokter datang dan mulai mengeluarkan. Janinku dan ari2 yang masih menempel. Alhamdulillah ga ada 2 menit semua berhasil dikeluarkan. Janinku masih utuh. Masih didalam air ketuban. Aku melihatnya. Iya, janinku sudah berbentuk. Dari kepala, tangan,kkai, badan, bentuk mata, hidung, kuping. Walau belum Sempurna.
Alhamdulillah Ya Allah....ats kuasa Mu, akhirnya kami dipertemukan. walau bayiku sudah tiada.....
Maafkan umi ya nak....umi sayang Fathiyah Jannah binti Syafrizal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar